Kamis, 13 Februari 2014

Contoh Skema Materi Penyuluhan Agama Katolik untuk Kategori Keluarga

Keluarga Katolik
(ilustrasi: http://thomastrika.wordpress.com)

Di bawah ini disajikan contoh materi penyuluhan agama Katolik untuk kategori Keluarga. Materi ini merupakan hasil pertemuan penyusunan materi penyuluhan agama Katolik yang diikuti para penyuluh agama Katolik PNS sebanyak 30 orang dari berbagai Provinsi di Indonesia di Bogor dari tanggal 25 s.d. 30 Agustus 2013.

Kelompok Sasaran : Keluarga-keluarga Katolik

Tujuan Penyuluhan : Agar orangtua memahami arti keluarga, tugas dan tanggung jawab sebagai anggota keluarga

Materi Penyuluhan : HAKIKAT KELUARGA


1. Lagu pembukaan

2. Tanda salib dan salam

3. Pengantar berkaitan dengan tujuan

4. Doa mengundang Tuhan

5. Melihat dan mendalami film, foto-foto atau cerita tentang Keluarga yang Harmonis

· Apa yang terjadi dalam film/foto/cerita itu?

· Apa komentar bapak ibu melihat film/foto/cerita itu?

· Apakah film itu menggambarkan keluarga yang ideal? Mengapa?

· Menurut bapak ibu, keluarga ideal itu seperti apa?

6. Mendalami Dokumen Gereja – Familiaris Consortio (tentang Peranan keluarga Kristiani dalam dunia modern)

Ø Oleh karena itu, keluarga adalah persekutuan kasih dan persekutuan kehidupan, yang tugasnya adalah menjaga, menyatakan dan menyampaikan kasih –baik kepada sesama anggota keluarga maupun kepada masyarakat sekitarnya– dan dengan demikian menjadi gambaran akan kasih Allah kepada umat manusia dan kasih Kristus kepada Gereja-Nya.

Ø Orang tua bertugas menciptakan suasana rumah tangga yang penuh kasih dan menghormati Tuhan dan orang lain, dan keluargalah yang menjadi sekolah pertama bagi anak- anak untuk mengajarkan bagaimana caranya hidup menjadi orang yang baik. Dasar utama seluruh kegiatan pendidikan di dalam keluarga adalah cinta kasih orang tua, dan tujuannya adalah agar anak bisa lebih ‘pandai’ mengasihi. (FC 38)

7. Sharing: berdasarkan ajaran Gereja tersebut, apa yang bisa dibuat oleh dan dalam keluarga kita sehingga bisa menjadi keluarga yang diharapkan oleh kita sendiri dan oleh Gereja. Silahkan berbagi pendapat.

8. Penegasan oleh fasilitator…

Peran dan tanggung jawab orang tua

Jati diri orang tua yang telah dipaparkan di atas harus bermuara pada tindakan-tindakan nyata. Landasan berpijak bagi orang tua tersebut harus berlanjut pada perwujudan nyata dari peran dan tanggung jawab orang tua. Apakah itu?

a. Sebagai Pendidik pertama dan terutama

Gereja memberi martabat khusus kepada orang tua sehubungan dengan peran dan tanggung jawabnya sebagai pendidik anak-anak. Orang tua adalah pendidik pertama dan terutama bagi anak-anak. Orang tua mempunyai kewajiban sangat berat dan hak primer untuk mendidik anak-anak, baik secara fisik, sosial, kultural, moral, maupun religius (bdk. Kanon 1136; GE. 3). Orang tua mengemban tugas kewajiban untuk membantu agar anak-anak sungguh-sungguh mampu hidup sepenuhnya sebagai manusia (bdk. FC,36). Peranan orang tua sebagai pendidik demikian menentukan sehingga hampir tidak ada suatu apa pun yang dapat menggantikan apabila mereka gagal menunaikan tugas itu (bdk. GE 3).

b. Sebagai Pemberi nafkah

Ø Orang tua adalah pemenuh semua kebutuhan atau nafkah (makan, minum, pakaian, tempat tinggal/rumah, menikmati pendidikan, dan terjaga keselamatan dan kesehatan) anak-anaknya.

Ø Orangtua tidak bisa menghindar dari kewajiban ini. Terpenuhinya semua kebutuhan itu pasti akan mendukung upaya orang tua dalam mendidik dan mendewasakan anak-anaknya.

c. Sebagai Pembimbing

Orang tua adalah pembimbing bagi anak-anaknya, ibarat seperti seorang gembala menggembalakan dombanya agar tidak tersesat. Sebagai pembimbing, orang tua harus peka terhadap kebutuhan anak-anaknya.

d. Sebagai Penasihat

Menjadi penasihat adalah jiwa dan semangat orang tua bagi anak-anaknya. Orang tua sebagai penasihat bagi anak-anak itu berarti orang tua menjadi tempat untuk bertanya, berdiskusi, dan mengadu bagi sang anak. Sebagai penasihat, orang tua mampu memberikan orientasi dikala anak-anak mengalami keraguan dan kebingungan, memberikan pertimbangan-pertimbangan ketika anak ingin memutuskan hal yang penting bagi hidupnya, memberikan dan mencarikan solusi ketika anak mengalami jalan yang buntu, menunjukkan jalan yang baik dan benar jika anak keliru dalam hidup atau menasihati jika anak keliru.

Orang tua sebagai penasihat hendaknya memiliki sikap-sikap demikian: menyediakan waktu yang cukup untuk anak, mau mendengarkan apa pun keluh kesah si anak, bisa memegang atau menyimpan rahasia anak, tidak mengadili apalgi memojokkan dikala anak melakukan kesalahan, mau peduli terhadap apa pun yang menjadi kondisi anak.

9. Doa Bapa Kami dilanjutkan 3 x salam maria

10. Doa Penutup

11. Berkat penutup

12. Lagu penutup.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar